Menurut
Hendropuspito, agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh
penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non empiris yang
dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan
masyarakat luas umumnya.[1]
Dalam kamus Sosiologi, pengertian agama ada tiga macam, yaitu (1) kepercayaan
pada hal-hal yang spiritual; (2) sebagai tujuan sendiri; dan (3) ideologi
mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.[2]
Sementara itu, Thomas F. O’Dea mengatakan bahwa agama adalah pendayagunaan
sarana-sarana supra-empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra-empiris.[3]
Dari beberapa
definisi di atas, jelas tergambar bahwa agama merupakan suatu hal yang
dijadikan sandaran penganutnya ketika terjadi hal-hal yang berada di luar
jangkauan dan kemampuannya karena sifatnya yang supra-natural sehingga
diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang non-empiris.
Ket:
Tulisan di atas diambil
dari buku Sosiologi Agama halaman 129-130 yang disusun oleh Dr. H. Dadang
Kahmad, M.Si. dan diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya Bandung pada tahun
2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar dan mohon cantumkan blog pribadinya juga! Terima Kasih...