09 September 2009

Tatapan Sebuah Pesantren

Pada era kontemporal bukti konkrit telah ada yang menunjukkan bahwa pendidikan agama, khususnya agama islam punya arti yang penting bagi kehidupan. Ini terbukti dengan adanya peluncuran RUU Sisdiknas (Rencana Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional) salah satunya menempatkan keharusan melaksanakan pendidikan agama di sekolah.

Dari sangat pentingnya pendidikan agama, khususnya agama islam perlu adanya media pendidikan khusus untuk memberikan nilai plus terhadap agama. Di dalam agama islam ada semacam media khusus yang menawarkan beberapa pendidikan agama secara detail, yaitu pondok pesantren yang telah menunjukkan tajinya sebagai pendidikan agama. Dari sini akan diterangkan mengenai hal pendidikan dan potensi pondok pesantren.

PESANTREN SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN ISLAM
Secara umum pendidikan pesantren dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan non formal. Dari pendidikan tersebut ada pondok pesantren yang mengaplikasikan keduanya dalam kurikulum pondok pesantren.

Dalam mengaplikasikannya pondok pesantren biasanya membagi waktu untuk mengatur dari keduanya, seperti waktu pagi untuk pendidikan formal dan waktu siang atau malam untuk pendidikan non formal. Dengan tujuan supaya santri yang bernaung dalam pesantren dapat mengenyam keduanya. Untuk memperjelas, diterangkan keduanya:


Pendidikan Formal
Pendidikan ini pembelajarannya meliputi beberapa materi umum, seperti Kimia, isika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan lainnya.Dari pendidikan formal ini santri diharapkan mengerti masalah-masalah umum yang berkembang seiring dengan berkembangnya zaman, secara tidak langsung dapat dikatakan supaya santri tidak ketingggalan zaman.

Pendidikan Non Formal
Pendidikan ini pembelajarannya meliputi beberapa materi agama yang menganut ajaran-ajaran salaf (konservatif). Seperti nahwu, shorof dan lainnya.

Untuk mendapatkan pendidikan yang dimaksud biasanya pondok pesantren yang mengaplikasikan pendidikan ini menyuguhkan beberapa metode, antara lain:
Metode Ngaji Bandongan
Dalam metode ini santri secara bersama mengabsahi (memberi ma’na) semacam kitab kuning (yellow book) yang dibacakan oleh sang kyai.Pesantren yang menggunakan metode ini biasanya menyelenggarakan bermacam-macam halaqoh (kelas bandongan) yang mengajarkan kitab-kitab elementer sampai ke tingkatan yang tinggi dan diselenggarakan mulai ba’dha shubuh sampai larut malam.
Metode Sorogan
Dalam metode ini santri langsung mengaji pada sang kyai secara individu.
Metode Sekolah atau Madrasah
Dalam metode ini santri belajar dalam suatu ruangan dan memakai seragam seperti layaknya sekolah formal. Metode ini hampir manyerupai metode bandongan. Pesantren yang mangaplikasikan pendidikan ini umumnya disebut pesantren salafiyah, contoh seperti Pondok Pesantren Lirboyo (Kediri).

Dari uraian di atas, di dalam pondok pesantren ada juga yang memberi kegiatan pendidikan ekstra bagi santri, seperti pemberian keterampilan pidato, beternak, bercocok tanam, usaha dagang dan lain sebagainya. Pendidikan tambahan ini dipraktekkan hanya untuk menambah wawasan pengetahuan mereka disamping sekolah formal atau non formal. Seperti contoh pesantren Darul Falah di Bogor.

POTENSI MASA DEPAN PESANTREN
Pada zaman modern ini lembaga pesantren sangat dibutuhkan sekali partisipasinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi eksistensinya sangat vital di masyarakat luas. Hal ini berpijak dari problematika kontemporer, dimana moralis remaja kontemporer sudah bobrok. Bukti konkrit dapat dilihat pada realita remaja di Indonesia yang sudah banyak yang positif mengkonsumsi narkoba. Oleh karena itu penting adanya orientasi-orientasi yang lebih matang dan pesantren sendiri diasakan bisa menanggulangi sekaligus membentengi para remaja.

Dari uraian tersebut jelas potensi pondok pesantren diperlukan dengan menekankan perkembangan-perkembangan dilingkungan pesantren. Untuk melangkah membentuk generasi yang berkarakter, keterlibatan langsung pendidikan di pesantren sejak dini harus memprogramkan tanggung jawab dalam menelorkan kader-kader bangsa yang berkualitas unggul.Dalam hal ini pesantren harus meng-cover problem tersebut dengan menambah pendidikan-pendidikannya, dan mematangkan kerangkanya dengan manambah kegiatan ekstrakurikuler dalam pesantren yang dalam kegiatan tersebut diorientasikan pada kebutuhan masyarakat luas, mengingat problem yang diutarakan di depan.

Dari penuturan tersebut bertujuan membantu seorang mandiri, sesuai dengan cita-cita pendidikan pesantren secara umum, salah satunya adalah latihan untuk berdiri sendiri (mandiri) dan membina diri agar tidak menggantungkan diri pada orang lain kecuali pada Tuhan Yang Maha Esa.

Silahkan kasih komentar dan mohon cantumkan blog pribadinya juga! Terima Kasih...