Keutamaan Orang Yang Berusaha

Bekerja adalah upaya untuk mendapatkan penghasilan. Dengan bekerja seseorang dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Namun, bagaimanakah kriteria yang baik bagi orang yang mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya?

Hendaknya orang yang mencari penghasilan tersebut mencarinya dengan cara dan jalan yang halal, dengan niat ibadah atau agar dirinya terhindar dari meminta-minta, dan dapat menafkahi orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Dan jika dia tergolong orang yang mampu secara ekonomi, maka pekerjaan yang dilakukannya bertujuan agar orang-orang di sekitarnya dapat terangkat pula status ekonominya. Alangkah bahagianya seorang pemilik perusahaan dan orang-orang yang membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, karena dari mereka inilah banyak keluarga yang tertopang sisi ekonominya. Dan jika sudah demikian, maka kelak pada hari kiamat mereka dibangkitkan dengan wajah cemerlang bagai rembulan pada bulan purnama.

Dan sebaliknya, jika seseorang mencari penghasilan yang halal hanya bertujuan ntuk menumpuk-numpuk harta dan bermegah-megahan, maka kemurkaan Allah wajib baginya kelak di hari kiamat.

مَنْ طَلَبَ الدُّنْياَ حَلاَلاً اسْتِعْفَافاً مِنَ اْلمَسْأَلَةِ وَسَعْياً عَلَى أَهْلِهِ وَتَعَطُّفًا عَلَى جَارِهِ بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ وَوَجْهُهُ مِثْلَ اْلقَمَرِ لَيْلَةَ اْلبَدْرِ وَمَنْ طَلَبَهَا حَلاَلاً مُكَاثِّرًا بِهَا مُفَاخِرًا لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غُضْباَنٌ. (أبو نعيم فى الحلية عن أبي هريرة) (تنبيه الغافلين: صحيفة 162)

“Barang siapa mencari dunia yang halal agar terhindar dari meminta-minta dan untuk mencukupi keluarganya serta mengasihi tetangganya, maka Allah membangkitkannya saat hari kiamat sedangkan wajahnya seerti bulan malam purnama. Dan barang siapa mencari dunia yang halal untuk memperkaya diri dan bermegah-megahan, maka dia bertemu Allah, sedangkan Allah marah padanya.” (Kitab Tanbiihul Ghoofiliin, hal. 162)

Catatan: Tulisan diambil dari buku “Galak Gampil” Camprsari edisi I, Madin Darut Taqwa Sengonagung, Juni 2011.