Peranan para
pemimpin agama dalam kegiatan pembangunan, bukan saja lantaran para pemimpin
agama merupakan salah satu komponen itu sendiri, melainkan juga karena pada
umumnya pembangunan diorientasikan pada upaya-upaya manusia yang bersifat utuh
dan serasi antara kemajuan aspek lahiriah dan kepuasan aspek batiniyah.
Pentingnya
keterlibatan para pemimpin agama dalam kegiatan pembangunan ini adalah dalam
aspek pembangunan unsur ruhaniyahnya. Unsur ini mustahil dapat terisi tanpa
keterlibatan pata pemimpin agama. Adapun peranan pemimpin agama dalam aspek
kegiatan pembangunan sebagaimana berikut:
1) Pemimpin
Agama sebagai Motivator
Peran para
pemimpin agama sebagai motivator pembangunan sudah banyak diakui dan terbukti
di masyarakat. Dengan keterampilan dan kharisma yang dimilikinya, para pemimpin
agama telah berperan aktif dalam mendorong suksesnya kegiatan-kegiatan
pembangunan.
Dorongan-dorongan
yang diberikan para pemimpin agama terhadap masyarakat ini, lambat laun telah
melahirkan perubahan pandangan di masyarakat yang bersifat positif terhadap
kegiatan pembangunan dan membantu kelancaran kesuksesannya. Dalam hal ini para
pemimpin agama mematri watak optimis kepada masyarakat dengan memberikan
harapan-harapan di masa depan, sehingga rasa optimis masyarakat tersebut
mendorong mereka untuk lebih banyak bertindak.
2) Pemimpin
Agama sebagai Pembimbing Moral
Dalam kaitan
ini, para pemimpin agama dengan bekal ilmu agama yang dimilikinya, memberikan
tuntunan dan patokan rambu-rambu dalam mengaktualisasikan kegiatan pembangunan.
Tuntutan dan patokan tersebut biasanya berasal dari kitab suci, teladan para
Nabi, dan hukum-hukum agama yang merupakan elaborasi dari sabda Tuhan menurut
hasil pemikiran para pemuka, pemimpin dan pemikir agama ada masa lalu.
![]() |
Ilustrasi Pempimpin Agama Memberikan Wejangan (sumber gambar) |
Dalam hal ini,
para pemimpin agama memainkan peran sebagai wakil masyarakat dan sebagai
pengantar dalam menjalin kerja sama yang harmonis di antara banyak pihak dalam
rangka melindungi kepentingan-kepentingannya di masyarakat dan lembaga-lembaga
keagamaan yang dipimpinnya.[1]
Untuk membela
kepentingan-kepentingan ini, para pemimpin agama biasanya memposisikan diri
sebagai mediator diantara beberapa pihak di masyarakat, seperti masyarakat dengan
elite penguasa dan antara masyarakat miskin dengan kelompok-kelompok kaya.
Melalui pemimpin agama, para elite penguasa dapat memahami apa yang diinginkan
masyarakat dan mensosialisasikan program-programnya kepada masyarakat luas
melalui bantuan para pemimpin agama sehingga di antara keduanya terjadi saling
pengertian.[2]
Ket:
Tulisan di atas diambil
dari buku Sosiologi Agama halaman 136-141 yang disusun oleh Dr. H. Dadang
Kahmad, M.Si. dan diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya Bandung pada tahun
2000.
[1] Hans Dieter
Evers (Peny.), Teori Masyarakat, Proses Peradaban Dalam Sistem Dunia Modern,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1988, hlm. 49-51.
[2] Hiroko
Horikoshi, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta, P3M, 1987, hlm. 225-226.
Silahkan kasih komentar dan mohon cantumkan blog pribadinya juga! Terima Kasih...